COP28 : Mengusung Al Mizan Philantropi Agama dan Energi Terbarukan


Dari COP 28 UNFCCC yang merupakan konferensi tahunan Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas isu iklim. Pada pertemuan ke-28, konferensi ini diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sejak 30 November hingga 12 Desember 2023.

Jakarta (Unas) – Ketua Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (Unas), Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si. jadi pembicara dalam Faith Pavilion pada perhelatan Conference of the Parties atau COP 28 di Dubai, Rabu (06/12). Ia diundang oleh tiga organisasi berbeda di Faith Pavilion dan membahas mengenai Al-Mizan, Filantropi Agama, serta Solarizing House of Worship atau energi ramah lingkungan untuk rumah ibadah.

Pada topik pertama, Dosen Prodi Biologi Unas itu berbicara mengenai Al Mizan, A Covenent for the Earth to Life: Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences. “Saya memberikan gambaran singkat tentang perjalanan Al-Mizan dengan tujuan meluncurkan gerakan penting ini di masa depan,” ujar Fachruddin dikutip dari laman PPI Unas.

Di panel ini juga terdapat pembicara lain yang membahas prinsip-prinsip kunci dari Al-Mizan. Hal tersebut terkait dengan menginspriasi gerakan lintas iman global untuk meningkatkan aksi lingkungan, pendidikan berbasis nilai, advokasi dan keterlibatan pemuda, serta mendorong restorasi lanskap yang dipengaruhi oleh ajaran Islam.

Diskusi iklim tersebut kembali dilanjutkan oleh Fachruddin saat bergabung dalam panel diskusi ‘Religious Philanthropy: A Catalyst for Climate Action’. Bersama Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi, dan pembicara lainnya, Fachruddin menekankan peran transformatif filantropi keagamaan dalam menjembatani kesenjangan pendanaan untuk tantangan iklim guna menyelamatkan Bumi dari risiko pelanggaran iklim.

Pada forum diskusi terakhir, Fachruddin menjadi pembicara dalam sesi ‘COP 28 Faith Pavilion Session: The Role of Fossil Free Places of Worship in The Transition to Renewable Energy’. Sesi ini menjadi ruang bagi diskusi lintas iman seputar tanggung jawab terhadap lingkungan. Selain itu juga menampilkan potensi unik tempat ibadah dalam memengaruhi masyarakat sebagai pusat kebudayaan, spiritualitas, pendidikan, dan kehidupan komunitas.

Fachruddin turut membagikan pandangannya mengenai peran kepercayaan dan tempat ibadah dalam transisi menuju energi terbarukan. Ia juga membahas contoh tempat ibadah bebas dari penggunaan bahan bakar fosil yang sedang berkembang, dan mencakup benua dan agama yang berbeda.  

Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si. berbicara pada forum Religious Philanthropy: A Catalyst for Climate Action. Di sebelah kirinya adalah Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan & Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi (doc by PPI)

Dikutip dari laman PPI Unas, kehadiran Fachruddin dalam tiga forum ini memberikan kontribusi penting dalam menjembatani gagasan keberagaman agama dengan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan hidup. Hal ini juga menjadi momentum untuk menginspriasi aksi konkret dalam melindungi bumi.

Sementara itu, dilansir dari media online London, Religion Media Centre, organisasi-organisasi keagamaan mempunyai peran penting dalam mengatasi perubahan iklim. Pertemuan para ilmuwan dunia dalam COP 28 merupakan wadah untuk membahas cara mengatasi dan mempersiapkan diri dalam mengatasi hal tersebut.

“Sebenarnya ada sesuatu yang lebih dalam telah terjadi di planet Bumi. Bukan tentang kepentingan nasional kita saja, tetapi tentang bagaimana kita sebagai umat manusia, bersatu untuk menyelesaikan krisis ini melalui kesadaran akan saling ketergantungan, tindakan yang saling berhubungan, cinta terhadap ciptaan Tuhan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan kesopanan,” ucapnya.(PPI/NIS)

LIHAT JUGA:

Album Doha dan Dubai