Selain masih menghadapi tantangan kesehatan seperti Covid-19 dalam prosesi haji dan umrah, ada juga tantangan besar lainnya yaitu tantangan lingkungan dan cuaca yang semakin panas akibat perubahan iklim global. Hal ini menunjukkan setidaknya dua hal kepada kita. Pertama, kita dan planet ini rentan terhadap perubahan iklim dan dapat menjadi bencana bagi kita. Kedua, kita perlu mengubah situasi ini dan bertindak bersama, mulai dari individu, kelompok atau komunitas, dan kemudian di tingkat negara dan bahkan secara global untuk memulihkan perubahan iklim.
Kita sendiri dapat menjadi solusi bagi kelestarian alam melalui ibadah haji atau umroh yang dilaksanakan. Memang prioritas utama dalam melaksanakan haji dan umrah adalah fokus pada ibadah, namun ada cara agar ibadah yang dijalankan memiliki dampak positif bagi diri sendiri, sesama makhluk serta kehidupan di bumi. Ummah for Earth telah merilis Panduan Green Hajj dan Umroh melalui website dan aplikasi dalam bahasa Inggris dan Arab, dan tahun ini Panduan Green Hajj diluncurkan dalam bahasa Indonesia.
Pembicara:
- Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA – Imam Besar Masjid Istiqlal
- Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si – Aktivis Lingkungan dan Dosen PascasarjanaUniversitas Nasional
- Nadhea Tanj – Key Influecer
- Tata Mustasya – Koordinator Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace AsiaTenggara
- Hilman Latief – Dirjen Penyelenggaraan Haji & Umrah Kemenag RI (zoom)
- H. Bambang Hamid Sudjatmiko – Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga DPPAMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia)
Lalu seperti apa isi panduan haji dan umroh yang ramah lingkungan? Dan bagaimana kita dapat berkontribusi bersama untuk menjadi ummah yang sadar dan melakukan aksi baik untuk melindungi bumi?